Selasa, 20 April 2010

laporan praktikum mikrobiologi

Laporan Praktikum

Judul : Kultur Bakteri dari Sampel Pus dan Swab Luka

Tujuan : Untuk mendapatkan bakteri penyebab penyakit ( bakteri Patogen ) dari pasien

Prispis : 1. Semua bakteri dapat tumbuh pada media agar darah, dan media selektif untuk bakteri basil gram negative (-) adalah media MC ( Mac Conkey)

2. Melakukan pewarnaan gram

3. Tes biokimia

4. Tes reaksi gula – gula

5. Tes sensitivitas


Prosedur Kerja :

1. Preparasi Sampel

Sampel Pus dan Swab luka telah dalam bentuk Suspensi. Sampel swab luka diambil dengan menggunakan lidi kapas steril, sedangkan sampel pus diambil dengan menggunakan spet.

2. Kultur

Untuk kultur sampel pus menggunakan LAD (lempeng Agar Darah), sedangkan Swab luka menggunakan MC agar. Dengan teknik penanaman empat sector.

3. Identifikasi

a. Morfologi koloni

Setelah kultur yang dilakukan sudah diinkubasi selam 1 X 24 jam dengan suhu 37oC, koloni yang tampak adalah :

Dari sampel Pus :

· Warna : Putih keabu-abuan

· Bentuk : Cembung

· Ukuran : Kecil-kecil

· Bentuk pinggir : Smoth

· Hemolisa : a hemolisa

Dari sampel Swab luka :

· Warna : Putih

· Bentuk : Cembung, mukoid

· Ukuran : Kecil-kecil

· Bentuk Pinggir : Smoth

· Hemolisa : β Hemolisa

b. Mikroskopis

Untuk sampel pus didapatkan bentuk coccus gram positif ( + ) bergerombol, sedangkan untuk sampel swab luka, didapatkan bentuk basil gram negative ( - ).

c. Tes Biokimia

· Tes katalase

Tes katalase yang digunakan adalah dengan metode slide tes dengan hasil katalase positif ( + ).

· Tes Koagulase

Tes koagulase digunakan apabila tes katalase menunjukkan hasil yang positif ( +). Tes koagulase yang digunakan kali ini adalah tes koagulase metode tes tube dengan menggunakan media HIB dengan penambahan plasma sitrat dan menunjukkan hasil positif ( + ) setelah di inkubasi 1 X 24 jam.

d. Tes reaksi Gula-gula

Tes reaksi gula-gula hanya dilakukan apabila pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan kuman basil. Media yang dipakai pada tes reaksi gula-gula kali ini adalah :

· TSIA : 1. K/A

2. H2S ( + )

3. Gas ( + )

· Simon Citrat : +

· SIM : 1. Sulfur ( + )

2. Indol ( - )

3. Motil ( + )

· Urea : +

· Manitol : + ( Koloni berwarna kuning, bersifat manitol fermented )


4. Tes Sensitivitas

Antibiotik

Zona Hambat (mm)

Pus

Swab Luka

Norproxsacin (NOR 10)

25

27

Ciproploksacin (CIP 5)

23

25

Gentamicin (GM 10)

11

18

Amoxsisilin (AML 25)

12

8

CTX 30

0

1,9

AMP

-

7

Hasil :

Jenis tes

Pus

Swab luka

Makroskopis



Warna

Putih Keabu-abuan

Putih

Bentuk

Cembung

Cembung, Mukoid

Ukuran

Kecil-kecil

Kecil-kecil

Bentuk Pinggir

Smoth

Smoth

Hemolisa

α

β

Mikroskopis

Coccus gram + bergerombol

Basil gram -

Katalase

+


Koagulase

+


TSIA



Slunt/butt


K/A

H2S


+

Gas


+

Simon Citrat


+

Urea


+

SIM



Sulfur


+

Indol


-

Motil


+




Pembahasan / Diskusi

Dari pemeriksaan yang tekah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bakteri penyebab infeksi dari sampel Pus adalah Staphylococcus aureus. Sedangkan dari sampel Swab Luka didapatkan bakteri Proteus mirabilis.

¢ Staphylococcus aureus

Domain :Bakteri

Kerajaan :Eubacteria

Filum :Firmicutes

Kelas :Basil

Order :Bacillales

Keluarga :Staphylococcaceae

Genera :Staphylococcus

Spesies :S. aureus

Binomial :Staphylococcus aureus

Staphylococcus sp. adalah bakteri kelompok gram positif yang memiliki bentuk coccus atau berbentuk bulat. Staphylococcus sp. kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada manusia. Sering ditemukan di kulit dan selaput mukosa seperti usus & mulut. Spesies yg sering dijumpai:

1. Staphylococcus aureus

2. Staphylococcus epidermis / epidermidis

3. Staphylococcus safropitis / safrofitidis

Dengan suhu Pertumbuhan :

¢ Suhu Optimum pertumbuhan 35-37°C

¢ Suhu Minimum pertumbuhan 10°C

¢ Suhu Maksimum pertumbuhan 42°C

¢ Suhu Lethal 62°C 30-60 menit

¢ Suhu Lethal 72°C 15 menit

Tahan garam 7-10%, seringkali Staphylococcus aureus ditemukan pada ikan asin yang kurang asin, karena kemampuannya untuk hidup dalam suasana asin atau konsentrasi garam yang tinggi.

Cara penularan Staphylococcus :

1. Droplet

2. Udara

3. Keracunan Makanan = toksin enterotoksik

Karena sifat komensal Staphylococcus, maka ia mudah untuk menginfeksi. Salah satu gejala infeksi Staphylococcus berupa kemerahan pada kulit atau Pyoderma Enterotoksin yang dihasilkan oleh Staphylococcus memiliki dosis toksik sebesar 10ug/ml.

Keracunan yang terjadi karena enterotoksin disebut Intoksikasi. Enterotoksin menyerang SSP. Gejala yang sering timbul yaitu mata kunang-kunang, pegal pada tangan dan kaki, lunglai dll. Patogenitas, ditandai dengan :

1. Infeksi Permukaan :

- Bisul (Furunkel sampai Karbunkel)

- Jerawat/Acne

- Korengan

- Paranochya

- Hordeoleum

- Mastitis Puerpuralis

- Pemfigus

2. Infeksi Organ Dalam:

- Endocarditis

- Osteomyelitis

- Arthritis

- Infeksi Ginjal

- Infeksi Paru-paru

- Infeksi Saluran Kemih


Produk-produk Ekstraseluler Staphylococcus aureus:

1. Leukosidin

2. Koagulase

3. Streptokinase

4. Hemolisin

5. Lipase

6. Hialuronidase

7. Glikopeptida



No.

Jenis Kuman Patogen

Persentase (%)

Gram Negatif

1

Pseudomonas sp

39,4

2

Klebsiella sp

27,8

3

Escherichia coli

21,5

Gram Positif

1

Strep. β haemolyticus

4,9

2

Staph. epidermidis

4,4

3

Staph. aureus

2,0















Pada akhir tahun 2004, ad penelitian yang telah dilakukan terkait dengan POLA KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTaA TAHUN 2001 – 2002 Yang di terbitkan secara Online dalam MAKARA, KESEHATAN, VOL. 8, NO. 2, DESEMBER 2004: 41-48. Dengan Hasil :

Jenis kuman yang ditemukan adalah gram negatif dan gram positif. Bakteri gram negatif lebih banyak ditemukan dengan urutan Pseudomonas sp, Klebsiella sp, Escherichia coli, sedangkan gram positif yaitu Staphylococcus epidermidis, Streptococcus β haemoliticus dan Staphylococcus aureus yang ditemukan dalam jumlah kecil.

Hal ini disebabkan kuman gram positif merupakan penyebab infeksi nosokomial terbanyak pada era sebelum penggunaan antibiotika tahun 1940, tetapi setelah antibiotika digunakan maka penyebab infeksi mengalami perubahan sehingga kuman gram positif jarang ditemukan.



Protues mirabilis

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Proteus

Species : Proteus mirabilis

Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen.

Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman.

Penyebaran

Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di rumah sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang tidak steril, seperti catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka.

Obat yang digunakan

Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan nitrofurantoin atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi terhadap ampisilin, trimetoprim, dan siprofloksin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar